PERBEDAAN EFEKTIFITAS POSISI SEMI FOWLER DAN LATIHAN DEEPBREATHING TERHADAP PENURUNAN SESAK NAPAS PASIEN ASMADI RSUD TUGUREJO SEMARANG

Sulastri -, Ismonah -, Wulandari M

Abstract


Asma sudah dikenal sejak lama oleh masyarakat sebagai penyakit sesak napas yang timbul secara tiba-tiba dan tidak bisa diduga. Asma adalah penyakit jalan napas obstruktif intermiten, reversibel dimana trakea dan bronki berespon secara hiperaktif terhadap stimulan. Asma dimanifestasikan dengan penyempitan jalan napas, yang mengakibatkan dispnea, batuk dan mengi. Berdasarkan data RISKESDA tahun 2013 prevalensi penyakit asma di Indonesia sebesar 4,5%. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan efektifitas posisi semi fowler dan latihan deep diagphragmatic breathing terhadap penurunan sesak napas pasien asma di Rumah Sakit Umum Tugurejo Semarang. Penelitian ini menggunakan metode quasi eksperimen dengan menggunakan rancangan Two group pre test post test design. Uji normalitas data pada 10 responden dengan intervensi posisi semi fowler didapatkan nilai p value >0,05 sehingga data berdistribusi normal dan dilanjutkan uji paired t test didapatkan p value 0,000. Sedangkan 10 responden pada latihan deep diaphragmatic breathing data berdistribusi tidak normal menggunakan uji Wilcoxon didapatkan p value 0,007. Uji independent t test yang digunakan untuk melihat perbedaan efektifitas posisi semi fowler dan latihan deep diaphragmatic breathing, didapatkan nilai p value 0,565 (>0,05) yang berarti tidak ada perbedaan yang signifikan atara posisi semi fowler dan latihan deep diaphragmatic breathing terhadap penurunan sesak napas pada pasien asma. Maka dapat disimpulkan bahwa tidak ada perbedaan yang signifikan antara posisi semi fowler dan latihan deep diaphragmatic breathing terhadap penurunan sesak napas pada pasien asma. Rekomendasi hasil dari penelitian ini sebagai satu alternatif penanganan sesak napas pada pasien asma non farmakologi.

Full Text: PDF