EFEKTIVITAS PEMBERIAN POSISI TIDUR 30° DAN 45° TERHADAP PENINGKATAN KUALITAS TIDUR PASIEN DENGAN ASMA BRONKHIAL DI RUMAH SAKIT PANTI WILASA CITARUM

Atanasia Dese Nolowala, Putrono S., Budi Widiyanto

Abstract


Asma adalah penyakit inflamasi kronik pada jalan napas. Asma sering ditandai dengan dispnea mendadak, mengi dan rasa berat pada dada, batuk-batuk dengan sputum yang kental, jernih ataupun kuning, takipnea bersamaan dengan penggunaan otot-otot aksesoris respiratori, denyut nadi yang cepat, pengeluaran keringkat (perspirasi) yang banyak, dan bunyi paru yang hipersonor saat diperkusi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektivitas pemberian posisi tidur 30° dan 45° terhadap peningkatan kualitas tidur pasien dengan asma bronkhial di Rumah Sakit Panti Wilasa Citarum. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode quasy Eksperiment yaitu dengan rancangan two group pre test post test design. Dari hasil uji normalitas untuk posisi 30° berdistribusi tidak normal dengan p value ≤ 0,05, selanjutnya dilakukan uji Wilcoxon dengan nilai p value 0,020 yang artinya ada perbedaan kualitas sebelum dan sesudah diberikan posisi tidur 30° sedangkan untuk posisi tidur 45° data berdistribusi normal dengan nilai p value > 0,05, selanjutnya dilakukan uji paired-samples t test dengan nilai p value 0,000 yang artinya ada perbedaan kualitas tidur sebelum dan sesudah pemberian posisi tidur 45°. Untuk menguji efektivitas posisi tidur 30° dan 45° digunakan uji Wilcoxon dengan nilai p value 0,041 dan nilai mean posisi tidur 30° lebih besar daripada nilai mean posisi tidur 45°. Ini artinya posisi tidur 30° lebih efektif terhadap peningkatan kualitas tidur pada pasien dengan asma bronkhial dibandingkan posisi tidur 45º. Berdasarkan hasil penelitian diharapkan perawat akan memberikan posisi tidur 30º untuk meningkatkan kualitas tidur pasien dengan asma bronkhial.

Full Text: PDF