PENGARUH PEMBERIAN MADU DALAM MENURUNKAN TINGKAT NYERI PADA BAYI USIA 2-18 BULAN YANG DILAKUKAN IMUNISASI DI PUSKESMAS NGALIYAN SEMARANG
Abstract
Imunisasi merupakan salah satu tindakan invasif yang dapat menimbulkan nyeri pada bayi karena adanya cidera jaringan. Nyeri adalah sesuatu respon fisiologis yang dirasakan oleh manusia dengan tiga peristiwa neurokimiawi: transduksi, transmisi, dan modulasi serta nyeri memiliki sifat subjektif yang dapat dirasakan oleh manusia itu sendiri secara alamiah. Terapi farmakologis dengan menggunakan madu bertujuan untuk menurunkan tingkat nyeri yang dirasakan oleh bayi karena adanya nyeri akibat imunisasi. Pemberian madu ini bekerja menurut teori gate control dalam menurunkan nyeri. Penelitian ini bertujuan untuk mngetahui pengaruh pemberian madu dalam menurunkan tingkat nyeri pada bayi usia 2-18 bulan yang dilakukan imunisasi di Puskesmas Ngaliyan Semarang. Desain penelitian yang digunakan adala quasy experiment dengan post test only control group design, jumlah sampel 40 responden kelompok kontrol dan 40 responden kelompok intervensi. Alat ukur yang digunakan yaitu lembar observasi skala FLACC (face, leg, activity, cry, concolability). Teknik pengumpulan data menggunakan metode observasi. Subyek dalam penelitian ini adalah bayi usia 2-18 bulan yang dilakukan imunisasi . Berdasarkan hasil penelitian setelah diberikan madu didapatkan 5 responden (12,5%) tidak mengalami nyeri dengan skala 0, 16 responden (40,0%) mengalami nyeri sedang dengan skala 4-6, dan 4 responden (10,0%) mengalami nyeri berat dengan skala 7-10. Hasil uji Mann-Whitney diperoleh nilai p=0,005 (p-value<0,05), sehingga dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh dalam pemberian madu dalam menurunkan nyeri pada bayi usia 2-18 bulan yang dilakukan imunisasi di Puskesmas Ngaliyan Semarang. Rekomendasi dari penelitian ini bahwa madu sebagai tindakan mandiri faramaologis untuk menurunkan intensitas nyeri pada bayi.