FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KETERATURAN SIKLUS MENSTRUASI PADA SISWI DI SMP N 23 SEMARANG

Rosy Rizky Oktaviana, Priharyanti Wulandari, Achmad Solechan

Abstract


Menstruasi adalah pengeluaran darah, mukus, dan debrissel dari mukosa uterus disertai pelepasan endometrium secara periodik dan siklik. Penelitian dilakukan kepada siswi kelas VIII SMP N 23 Semarang, didapatkan jumlah 148 siswi, 15 siswi yang diwawancara 10siswi mengaku siklus menstruasinya tidak teratur, diantaranya 4 siswi didapatkan keterangan bahwa mereka tidak terlalu mempedulikan siklus menstruasinya hal ini di karenakan adanya tingkat stress yang dirasakan seperti belajar, tugas sekolah yang semakin banyak serta waktu yang singkat dalam belajar karena akan menghadapi ujian yang membuat mereka merasa stress, 3 siswi didapatkan memiliki aktivitas fisik kurang dikarenakan siswi yang jarang berolahraga dan lebih memilih tidur di hari libur, dan 3 siswi memiliki status gizi kurang yang disebabkan karena siswi jarang mengkonsumsi makanan 4 sehat 5 sempurna. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan keteraturan siklus menstruasi pada siswi di SMP N 23 Semarang. Metodelogi penelitian ini bersifat analitik dengan pendekatan Cross Sectional dengan populasi 148 siswi. Teknik pengambilan sampel menggunakan Rumus Slovin dengan jumlah 108 siswi, waktu penelitian dilakukan pada tanggal 28 April 2017 menggunakan uji statitik Rank Spearman. Hasil Penelitian dengan kategori stress dapatkan nilai p value = 0.000 ≤ 0.05 r = 0.623 (kuat), kategori aktivitas fisik p value = 0.000 ≤ 0.05 r = 0.508 (cukup kuat), dan kategori status gizi p value = 0.000 ≤ 0.05 r = 0.604 (kuat). Kesimpulan dari penelitian ini adalah terdapat hubungan antara stress, aktivitas fisik dan status gizi dengan keteraturan siklus menstruasi pada siswi di SMP N 23 Semarang. Rekomendasi hasil penelitian ini diharapkan kepada tenaga kesehatan seperti perawat untuk berpartisipasi khususnya tentang stress, aktivitas fisik dan status gizi terhadap kesehatan reproduksi melalui kegiatan seminar atau penyuluhan yang diberikan sejak dini karena dengan gangguan stress, aktivitas fisik dan status gizi seseorang maka kesehatan reproduksi dapat terganggu secara menyeluruh terutama keteraturan siklus menstruasi.

Full Text: PDF