HUBUNGAN KOMUNIKASI TERAPEUTIK TERHADAP TINGKAT NYERI ANAK PADA TINDAKAN INVASIF PEMASANGAN INFUS DI RS TUGUREJO SEMARANG

Agatrisna Pratiwi, Dera Alfiyanti

Abstract


Prosedur invasif merupakan hal yang esensial dalam mendiagnosis dan mengobati anak-anak yang dihospitalisasi. Prinsip utama penatalaksanaan nyeri prosedural adalah memberi penanganan maksimal terhadap nyeri dan ansietas saat prosedur pertama kali dilaksanakan, terutama jika anak itu harus menjalani prosedur ini beberapa kali. Salah satu penatalaksanaan nyeri adalah distraksi yaitu mengalihkan perhatian klien dari nyeri. Teknik distraksi yang dapat dilakukan di antaranya adalah komunikasi terapeutik. Komunikasi terapeutik adalah komunikasi yang dilakukan atau dirancang untuk tujuan terapi. Seorang perawat dapat membantu klien mengatasi masalah yang dihadapinya melalui komunikasi terapeutik. Penelitian ini menggunakan rancangan penelitian cross sectional. Jumlah sampel pada penelitian ini sebanyak 74 anak dengan tekhnik pengambilan sampel purposive sampling. Uji statistik yang digunakan yaitu uji Mann-Whitney untuk analisa perbedaan tingkat nyeri pada anak yang diberi komunikasi terapeutik dan tidak diberikan saat dilakukan tindakan invasif pemasangan infus dan dilanjutkan uji korelasi range spearman untuk analisa hubungan antara komunikasi terapeutik dengan tingkat nyeri tindakan invasif pemasangan infus. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada perbedaan skala nyeri antara yang diberi komunikasi terapeutik  dan tidak diberi komunikasi terapeutik ketika dilakukan tindakan invasif pemasangan infus di RSUD Tugurejo Semarang (p = 0,000) dan ada hubungan antara komunikasi terapeutik dengan tingkat nyeri tindakan invasif pemasangan infus di RSUD Tugurejo Semarang (p = 0,039). Hasil penelitian ini merekomendasikan bagi institusi pelayanan keperawatan saat melakukan tindakan pemasangan infus pada anak dapat dilakukan dengan pemberian komunikasi terapeutik sehingga mengurangi nyeri saat tindakan pemasangan infus berlangsung pada anak.


Full Text: PDF