PERBANDINGAN TEST MMSE (MINI MENTAL STATE EXAMINATION) DAN CDT (CLOCK DRAWING TEST) DALAM PENENTUAN DIAGNOSIS GANGGUAN FUNGSI KOGNITIF PADA PASIEN STROKE NON HEMORAGIK DI RSUD AMBARAWA
Abstract
Stroke adalah gangguan fungsi otak yang terjadi dengan cepat (tiba-tiba) dan berlangsung lebih dari 24 jam karena gangguan suplai darah ke otak. Salah satu manifestasi klinis dari stroke adalah penurunan fungsi kognitif. Penderita stroke akan kehilangan memori jangka pendek dan panjang, penurunan lapang pandang, kerusakan kemampuan untuk berkonsentrasi, dan perubahan penilaian. Untuk menilai fungsi kognitif ada beberapa test, diantaranya adalah test MMSE (Mini Mental State Examination) yang sebelumnya sudah terstandarisasi untuk pengukuran fungsi kognitif dan CDT (Clock Drawing Test) tetapi belum diketahui sensitifitas dan spesifisitas alat tersebut. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana perbandingan test MMSE (Mini Mental State Examination) dan CDT (Clock Drawing Test) dalam penentuan diagnosis gangguan fungsi kognitif pada pasien stroke non hemoragik, dan nilai sensitifitas spesifisitas pada test MMSE dan CDT. Desain penelitian ini menggunakan deskriptif analitik dengan rancangan Cross Sectional. Jumlah responden dalam penelitian ini sebanyak 32 responden dengan teknik pengambilan sampel menggunakan teknik Quota Sampling. Analisis pada penelitian ini mengggunakan tabulasi silang. Hasil penelitian ini menunjukkan hasil Sensitifitas (Se) CDT dibandingkan MMSE 100.0 % dan Spesifisitas (Sp) 58.8 %. Suatu alat dikatakan baik apabila didapatkan hasil sensitifitas dan spesifisitas yang tinggi. CDT sebagai alat untuk mengukur kognitif mempunyai sensitifitas yang sama dibandingkan MMSE, tetapi memiliki spesifisitas yang rendah.. Jadi kesimpulannya, saran bagi rumah sakit CDT bisa digunakan untuk mengukur fungsi kognitif seperti halnya test MMSE yang sebelumnya sudah menjadi test yang terstandarisasi untuk mengukur fungsi kognitif.